Kemenangan besar itu tidak saja menjadi rekor di kompetisi ISL, tetapi juga menjadi catatan sejarah tersendiri untuk klub berjuluk "Laskar Joko Tingkir" tersebut yang tidak pernah dilakukan pada musim-musim sebelumnya.
Mario Costas membukukan tiga gol (hattrick) pada laga tersebut, masing-masing menit 34, 77, dan 84. Selanjutnya pemain muda Fandi Eko Utomo menyumbangkan dua gol pada menit 38 dan 43. Sebanyak empat gol lainnya dicetak Taufik Kasrun menit 5, eksekusi penalti Gustavo Lopez (8), Dedi Indra (32), dan Jimmy Suparno (50).
PSPS Pekanbaru mendapatkan gol hiburan pada menit 10, akibat gol bunuh diri pemain bertahan Persela Djayusman Triasdi yang salah mengantisipasi datangnya bola.
Karteker Pelatih Persela Didik Ludiyanto mengaku bersyukur dan tidak menyangka timnya bisa meraih kemenangan dengan skor besar atas PSPS, karena sebelumnya meraih hasil kurang maksimal pada laga tandang.
"Saya berterima kasih kepada seluruh pemain yang mampu bangkit dan punya semangat juang tinggi untuk menang. Sejak awal saya memang instruksikan pemain untuk menekan lawan," katanya.
Tambahan tiga angka membawa Persela naik tingkat di klasemen sementara ISL dengan menduduki posisi ke-9 dan nilai 28, menggeser Gresik United yang tertinggal satu angka.
PSPS Pekanbaru terpuruk di dasar klasemen (zona degradasi) dengan baru mengoleksi nilai 17.
Tuan rumah memang tampil sangat dominan dari PSPS dan sudah unggul dua gol ketika laga baru berjalan delapan menit. Hingga akhir babak pertama, Persela memimpin dengan skor 6-1 dan menambah tiga gol lagi pada babak kedua.
"Kami mengakui kalah segalanya dari Persela, apalagi sebagian besar pemain kami masih muda dan belum berpengalaman tampil di kompetisi ISL. Selain itu, keberangkatan ke Lamongan yang maju mundur juga membuat persiapan tim terganggu," kata Pelatih PSPS Afrizal Tanjung. (Antara)
No comments:
Post a Comment